Bahaya sampah medis makin hari makin terasa loh, apalagi sejak pandemi kemarin. Sampah seperti masker bekas, jarum suntik, sarung tangan, dan alat infus ternyata nggak cuma bikin jijik, tapi juga mengandung virus, bakteri, bahkan bahan kimia yang bisa beracun!
Masalahnya, banyak dari kita yang masih buang sampah medis ini sembarangan. Nah, makanya penting banget kita bahas tuntas soal ini, apalagi sekarang teknologi kayak mesin pencacah plastik bisa bantu juga dalam proses pengelolaannya.
Sampah Medis Itu Apa Sih?
Sampah medis adalah limbah yang berasal dari kegiatan rumah sakit, klinik, puskesmas, dan bahkan dari rumah tangga kalau kamu pernah pakai alat kesehatan.
Isinya bisa macam-macam, mulai dari perban bekas, kapas berdarah, masker, sampai tabung infus. Semua itu termasuk limbah B3 alias bahan berbahaya dan beracun, loh!
Kalau dibuang sembarangan, dampaknya bisa nyebarin penyakit berbahaya kayak HIV, hepatitis, sampai infeksi lainnya.
Kenapa Sampah Medis Berbahaya Banget?
Karena sifatnya yang tajam, terkontaminasi, atau mengandung zat kimia, bahaya sampah medis itu nggak bisa diremehkan. Bahkan setelah dibuang, virus dan bakteri di dalamnya bisa tetap hidup.
Kamu bisa bayangin nggak, kalau ada pemulung atau anak kecil yang tanpa sengaja pegang jarum suntik bekas? Bisa infeksi, bisa tertular penyakit, serem banget kan?
Makanya, penanganan limbah medis harus super hati-hati dan sesuai standar kesehatan.
Sampah Medis dari Rumah Tangga Juga Nggak Kalah Bahaya
Banyak orang mikir kalau bahaya sampah medis itu cuma dari rumah sakit, padahal sekarang ini di rumah aja udah banyak yang pakai alat kesehatan sendiri.
Contohnya kayak test kit COVID-19, thermometer, masker medis, sampai pembalut dan popok. Kalau nggak dipisahin dan dibuang dengan benar, tetap bisa bahaya loh.
Harusnya ada tempat pembuangan khusus buat limbah medis di lingkungan rumah juga.
Cara Penanganan Sampah Medis yang Benar
Untuk mengurangi bahaya sampah medis, langkah pertama tentu aja dengan memisahkan sampah medis dari sampah biasa. Jangan dicampur, apalagi dibuang sembarangan.
Limbah medis dari fasilitas kesehatan biasanya dibakar di insinerator, tapi untuk rumah tangga? Kamu bisa kumpulkan dalam wadah tertutup, kasih label, dan kirim ke posko pengelolaan sampah berbahaya.
Intinya, semakin tertata cara buangnya, semakin kecil risiko penyebaran penyakit.
Mesin Pencacah Plastik Bisa Ikut Bantu Loh
Meskipun nggak langsung untuk sampah medis, mesin pencacah plastik bisa bantu mengurangi sampah lain yang bisa jadi tercampur. Misalnya, botol bekas infus atau kemasan medis dari plastik.
Dengan dicacah, plastik itu bisa didaur ulang dengan lebih efisien. Mesin ini juga bantu memperkecil volume sampah, jadi nggak banyak yang tertimbun begitu aja.
Kalau komunitas punya mesin pencacah plastik, pengelolaan limbah medis plastik bisa jauh lebih mudah!
Edukasi Itu Kunci Utama Bahaya Sampah Medis
Bahaya sampah medis ini nggak akan bisa diatasi kalau masyarakatnya belum paham. Edukasi soal cara buang yang benar, risiko kesehatan, dan jenis-jenis limbah medis perlu terus disuarakan.
Sekolah, RT/RW, sampai media sosial bisa jadi tempat yang pas buat kampanye ini. Anak muda juga bisa banget ikut terlibat.
Semua berawal dari kepedulian dan pengetahuan yang cukup.
Kesimpulan
Nggak usah nunggu jadi tenaga medis untuk sadar bahaya sampah medis. Dari rumah pun kamu bisa ambil peran.
Mulai dari pilah sampah, buang masker bekas dengan benar, dan dukung program daur ulang seperti penggunaan mesin pencacah plastik untuk limbah kemasan medis. Kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi?