Daur Ulang Bahan Organik, Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sebuah bahan-bahan alami. Adapun beberapa contoh sampah organik yang sering ditemui di lingkungan sekitar, seperti sisa-sisa makanan, dedaunan, kertas, kotoran hewan dan juga lainnya. Sampah-sampah organik tersebut nantinya bisa diolah atau didaur ulang menjadi sebuah barang yang lebih bernilai. Mulai dari pupuk, kertas bekas, dan juga lain sebagainya. Tidak heran, sampah organik sering disebut dengan sampah ramah lingkungan. Ingin tau lebih banyak tentang sampah organik, contoh, dan juga cara mengolahnya? Simak penjelasan lengkapnya pada sebuah artikel di bawah ini.
Pengertian Sampah Organik
Menurut laman resmi dari sebuah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, sampah organik adalah sampah yang berasal dari sebuah sisa makhluk hidup yang mudah terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia.
Sampah organik juga bisa dikatakan sebagai sebuah sampah yang ramah lingkungan, karena bisa diolah kembali menjadi sebuah suatu yang bermanfaat bila dikelola dengan sangat tepat.
Meski begitu, mengelola sampah organik juga harus dilakukan dengan cara yang benar. Tujuannya agar tidak menimbulkan sebuah penyakit dan juga bau yang kurang sedap akibat pembusukan sampah organik. Ketika dikelompokkan dengan lebih mendalam, sampah organik terdiri dari beberapa jenis sampah, yakni sampah organik basah dan juga kering.Berikut pengertian dari jenis-jenis sampah organik,
- Sampah organik basah, sampah organik yang banyak mengandung sebuah air. Misalnya sayur, kulit pisang, buah yang sudah busuk, kulit bawang, dan juga lainnya.
- Sampah organik kering, sampah organik yang sedikit mengandung sebuah air. Misalnya kayu, ranting pohon, kayu, hingga daun-daun kering.
Perbedaan Sampah Organik Dan Juga Anorganik
Sampah yang ada di lingkungan hidup terbagi menjadi dua macam, yaitu sampah organik dan juga anorganik. Berdasarkan penjelasan di atas, bisa dilihat bahwa sampah organik adalah sampah yang berasal dari bahan-bahan alami. Pengertian tersebut juga yang dapat membedakan sebuah sampah organik dan juga anorganik. Masih menyadur dari sumber yang sama, berikut perbedaan sampah organik dan juga anorganik yang perlu untuk diketahui.
Sampah anorganik bisa dikatakan sebagai sampah yang sudah dipakai lagi dan juga umumnya sulit untuk terurai dengan begitu mudah. Selain itu, sampah anorganik sering ditemui atau dirimbun di tanah yang pada akhirnya menyebabkan sebuah pencemaran pada tanah. Hal tersebut tentunya tidak baik karena bisa merusak sebuah ekosistem yang ada untuk manusia maupun hewan. Adapun beberapa contoh sampah anorganik, di antaranya!
- Kaca
- Kaleng
- Keramik
- Kemasan plastik
- Peralatan logam
Contoh Sampah Organik
Informasi di atas sudah menunjukkan bahwa contoh-contoh sampah anorganik. Lantas, apa saja contoh sampah organik? Menurut sebuah buku Berkas Sampah karangan Hanindya Kusuma Artati, dkk, berikut informasinya.
- Daun daun kering
- Kulit buah
- Makanan sisa yang basi
- Buah busuk
- Tissue bekas pakai
- Kapas bekas pakai
- Kertas bekas
- Serbuk kayu sisa olahan mebel
- Bangkai hewan
- Kotoran hewan dan manusia
- Minyak goreng bekas pakai
- Air bekas cucian beras
- Ampas kopi
- Ampas teh
- Jerami sisa panen padi
- Kulit kerang
- Kulit kacang tanah
- Makanan kadaluarsa
- Potongan rambut manusia
- Ampas tahu dari pabrik tahu
Mesin Pencacah Kompos
Mesin Pencacah Kompos adalah sebuah rangkaian mesin yang memiliki fungsi untuk memproduksi sebuah pupuk kompos dari sampah organik. Untuk membuat sebuah kompos dari sampah organik ada beberapa tahapan proses yang harus dilakukan, antara lain penghancuran atau perajangan sampah organik.
Mesin Pencacah Kompas, kemudian mengayak sampah sesuai ukuran, mencampur sebuah bagian-bagian bahan pembuat pupuk kompos, menggranulkan campuran bahan dan juga mengeringkannya. Untuk itu mesin pupuk kompos sampah organik setidaknya diperlukan beberapa mesin diantara lain, mesin penghancur sebuah sampah organik, mesin pengayak, mesin pencampur bahan, granulator bahan kompos, dan juga pengering granul.
Cara Mengelola Sampah Organik
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa sampah organik dapat didaur ulang kembali dan juga menghasilkan sebuah barang yang lebih bernilai atau lebih bermanfaat. Kegiatan daur ulang ini bermanfaat untuk mengurangi sebuah kerusakan lingkungan sekitar akibat menumpuknya sampah-sampah.
Untuk bisa menciptakan barang-barang dari sampah organik, ada beberapa proses pengelolaan yang harus dilewati. Tujuannya agar barang yang diciptakan bisa semakin berkualitas lagi tanpa ada yang kurang sedikit pun. Oleh karena itu, berikut beberapa cara mengelola sebuah sampah organik yang dikutip dari berbagai sumber.
1. Pembuatan kompos
Menyadur laman resmi Dinas Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya, kompos merupakan sebuah salah satu jenis pupuk organik yang sudah ada sejak lama. Dalam pembuatannya, kompos menggunakan sebuah bahan-bahan organik yang sudah mengalami sebuah proses pelapukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang bekerja di dalam sebuah bahan organik tersebut. Bahan organik yang dimaksud adalah rumput, jerami, sisa ranting, dahan, kotoran hewan, bunga yang sudah rontok, air kencing hewan ternak, dan juga lain sebagainya.
2. Menjadi pakan ternak
Pakan ternak adalah makanan atau asupan yang diberikan kepada sebuah hewan ternak atau peliharaan. Umumnya, bahan-bahan pakan terbaik diambil dari sampah-sampah organik yang berasal dari sebuah tanaman atau hewan.
Menyadur laman resmi Dinas Peternakan Pemerintah Kabupaten Lebak, sampah organik dapat dijadikan sebagai sebuah bahan untuk memberi makan ternak. Sampah organik yang dimaksud adalah kulit jagung, kulit tauge, daun pisang, sisa sayur-sayuran dan juga sebagainya ternyata cukup melimpah setiap hari.
Sebelum diberikan kepada seluruh hewan ternak, sampah organik harus dibersihkan terlebih dahulu. Tujuannya agar sampah yang diberikan bisa terbebas dari mikroorganisme yang merugikan. Meski demikian, ada beberapa sampah organik yang bisa diberikan langsung kepada seluruh hewan ternak, seperti kulit jagung. Namun, sampah organik seperti sayuran sebaiknya diolah terlebih dahulu karena mengandung sebuah kadar air yang tinggi bahkan mencapai 95%, sehingga cepat membusuk jika tidak diolah terlebih dahulu.