Cara Pemupukan Padi yang Benar dan Tepat

cara pemupukan padi

Pemupukan merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya padi yang dapat menentukan hasil panen. Pemupukan yang tepat akan meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi padi, serta menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang.

Cara Pemupukan Padi yang Benar dan Tepat

Berikut adalah beberapa cara pemupukan padi yang benar dan tepat untuk memastikan tanaman mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.

1. Memahami Jenis Pupuk

Sebelum memulai pemupukan, penting untuk memahami jenis pupuk yang akan digunakan. Secara umum, pupuk yang digunakan dalam budidaya padi terbagi menjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik.

Pupuk Organik

Pupuk ini berasal dari bahan alami seperti kompos, pupuk kandang, atau sisa-sisa tanaman. Pupuk organik berfungsi untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kandungan bahan organik, serta menambah populasi mikroorganisme tanah.

Pupuk Anorganik (Kimia)

Pupuk ini mengandung unsur hara makro dan mikro yang diperlukan tanaman padi. Unsur hara utama dalam pupuk kimia adalah nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), yang dikenal dengan sebutan NPK. Pupuk anorganik juga bisa mengandung unsur hara tambahan seperti magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan sulfur (S) yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman.

2. Tahapan Pemupukan Padi

Pemupukan padi dilakukan dalam beberapa tahap sesuai dengan siklus pertumbuhan tanaman. Setiap tahap membutuhkan jumlah dan jenis pupuk yang berbeda. Berikut tahapan pemupukan yang tepat.

Pemupukan Dasar

Pemupukan dasar dilakukan sebelum proses tanam, biasanya bersamaan dengan persiapan lahan. Pupuk yang diberikan pada tahap ini adalah pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang. Tujuan pemupukan dasar adalah meningkatkan kesuburan tanah dan menyediakan unsur hara awal yang dibutuhkan oleh tanaman.

Pemupukan Pertama (7-15 HST)

Pemupukan pertama dilakukan saat tanaman berumur 7-15 Hari Setelah Tanam (HST). Pada tahap ini, tanaman padi memerlukan banyak nitrogen (N) untuk menunjang pertumbuhan vegetatifnya. Pemupukan dapat menggunakan pupuk NPK dengan kandungan nitrogen yang tinggi. Fosfor dan kalium juga diberikan untuk mendukung perkembangan akar dan batang.

Pemupukan Kedua (21-30 HST)

Tahap pemupukan kedua dilakukan saat padi berumur sekitar 21-30 HST. Pemupukan ini berfungsi untuk mempercepat pembentukan anakan padi, sehingga jumlah rumpun akan lebih banyak. Pupuk yang diberikan biasanya NPK dengan kandungan nitrogen dan kalium lebih tinggi.

Pemupukan Ketiga (40-50 HST)

Pemupukan terakhir dilakukan pada fase generatif tanaman, yaitu saat padi mulai berbunga dan memasuki tahap pengisian bulir. Pada fase ini, tanaman membutuhkan lebih banyak kalium (K) untuk memperkuat batang dan bulir padi. Penggunaan pupuk dengan kandungan kalium yang tinggi sangat dianjurkan, untuk memastikan bulir padi terisi penuh.

3. Teknik Aplikasi Pupuk

Ada beberapa teknik aplikasi pupuk yang dapat diterapkan pada tanaman padi. Salah satunya adalah tabur langsung di mana pupuk ditabur langsung di permukaan tanah atau di sekitar tanaman. Selain itu, ada teknik larikan atau pucuk yang di mana pupuk ditempatkan dalam larikan kecil sepanjang baris tanaman, sehingga memudahkan akar untuk menyerap nutrisi.

Teknik lainnya adalah campuran dengan air, biasanya pupuk dicampur dengan air dan diaplikasikan pada lahan sawah yang masih tergenang. Teknik ini memungkinkan pupuk larut dan tersebar merata di seluruh lahan.

4. Waktu Pemupukan yang Tepat

Waktu pemupukan sangat penting untuk memastikan tanaman dapat menyerap nutrisi secara maksimal. Pemupukan sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari, saat suhu tidak terlalu panas. Hindari pemupukan saat kondisi lahan terlalu basah atau tergenang air karena dapat menyebabkan pupuk terbuang percuma.

Kesimpulan

Pemupukan padi yang benar dan tepat membutuhkan perencanaan yang matang mulai dari pemilihan jenis pupuk, penentuan dosis, hingga teknik aplikasi yang sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman. Menggunakan pupuk organik dan anorganik secara seimbang, serta alat yang tepat dalam proses aplikasi, dapat meningkatkan hasil panen sekaligus menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang.