Besarnya permintaan akan udang sekarang membuka bnayak peluang untuk memulai usaha budidaya udang. Untuk memulai usaha budidaya udang, diperlukan untuk membuat tambak udang terlebih dahulu. Untuk membuat tambak diperlukan modal untuk membuatnya. Lalu berapakan modal tambak udang yang dibutuhkan?
Apa itu Udang
Udang merupakan hewan kecil yang hidup diperairan. Bisa ditemui perbagai jenis air, mau itu air tawar, air laut, maupun air payau. Udang hidup diberbagai kedalaman tergantung dengan spesies udang. Udang merupakan hewan yang tidak memiliki tulang belakang (invertebrata).
Udang memiliki banyak manfaat seperti bisa menjaga kesehatan jantung, bisa menghindari osteoporosis, mencegah penuaan dini, bisa menghindari anemia, bisa meningkatkan fungsi otak, dan manfaat lainnya.
Tetapi jika terlalu sering mengonsumsi udang bisa menyebabkan efek samping seperti kadar kolestrol yang naik, bisa meningkatkan resiko hipertensi, alergi, dan efek samping lainnya.
Apa itu Tambak Udang
Tambak udang merupakan tempat yang dibuat untuk budidaya udang. Tambak sendiri bisa dibuat untuk berbagai jenis udang, tinggal disesuaikan airnya sesuai dengan udang yang dibudidayakan.
Tambak udang memiliki 4 jenis tambak, diantaranya ada tambak tradisional, semi intensif, intensif, dan super intensif. Masing-masing tambak memiliki keunggulannya sendiri. Seperti tambak tradisional menjadi tambak yang paling sedikit menghasilkan limbah atau tambak super intensif bisa menghasilkan udang yang paling banyak dan cepat.
Modal Tambak Udang
Perhitungan modal tambak yang akan dilakukan nanti agak menggunakan modal pembuatan tambak semi insentif dan tambak insentif. Berikut perhitungan modal tambak udang semi insentif dan insentif dengan asumsi lahan seluas 1 hektar:
Tambak semi insentif
1. Biaya konstruksi dan infrastruktur
- Pematangan Lahan dan Penggalian Kolam: Rp30.000.000
- Pemasangan Pemecah Gelombang dan Talud: Rp10.000.000
- Pemasangan Terpal (Jika diperlukan): Rp25.000.000
- Instalasi Saluran Air Inlet dan Outlet: Rp15.000.000
- Pembangunan Rumah Jaga/Shelter: Rp20.000.000
- Biaya Lain-lain (Legalitas, Izin, dll.): Rp5.000.000
Total Biaya Konstruksi dan Infrastruktur: Rp105.000.000
2. Biaya peralatan dan teknologi
- Pompa Air: Rp15.000.000
- Aerator (4 unit): Rp20.000.000
- Jaring dan Pagar Pengaman: Rp5.000.000
- Sistem Penerangan dan Listrik: Rp10.000.000
- Peralatan Pemantauan Kualitas Air: Rp10.000.000
Total Biaya Peralatan dan Teknologi: Rp60.000.000
3. Biaya benur dan pakan
- Benih Benur (100.000 ekor/hektar): Rp10.000.000
- Pakan (3 bulan): Rp60.000.000
- Probiotik dan Suplemen: Rp5.000.000
Total Biaya Benur dan Pakan: Rp75.000.000
4. Biaya tenaga kerja
- Gaji Karyawan (2 orang, 3 bulan): Rp18.000.000
- Gaji Tenaga Ahli (Supervisor/Konsultan): Rp12.000.000
Total Biaya Tenaga Kerja: Rp30.000.000
5. Biaya operasional lainnya
- Biaya Listrik dan Air (3 bulan): Rp10.000.000
- Biaya Transportasi dan Logistik: Rp5.000.000
- Biaya Lain-lain (Cadangan, Asuransi, dll.): Rp10.000.000
Total Biaya Operasional Lainnya: Rp25.000.000
Total estimasi modal awal:
Rp105.000.000 + Rp60.000.000 + Rp75.000.000 + Rp30.000.000 + Rp25.000.000 = Rp295.000.000
Catatan:
- Variabilitas Harga: Harga bisa bervariasi tergantung lokasi geografis, akses ke sumber daya, dan harga bahan baku di pasaran.
- Keuntungan Potensial: Hasil dari panen pertama biasanya dapat menutupi sebagian besar biaya operasional dan modal awal.
Baca juga: Modal Usaha Lobster Air Tawar
Tambak insentif
1. Biaya konstruksi dan infrastruktur
- Pematangan Lahan dan Penggalian Kolam: Rp40.000.000
- Pemasangan Pemecah Gelombang dan Talud: Rp15.000.000
- Pemasangan Terpal untuk Kolam (Full): Rp50.000.000
- Instalasi Saluran Air Inlet dan Outlet: Rp20.000.000
- Pembangunan Rumah Jaga/Shelter: Rp25.000.000
- Biaya Lain-lain (Legalitas, Izin, dll.): Rp10.000.000
Total Biaya Konstruksi dan Infrastruktur: Rp160.000.000
2. Biaya peralatan dan teknologi
- Pompa Air (2 unit): Rp30.000.000
- Aerator (8 unit): Rp40.000.000
- Kincir Air (4 unit): Rp60.000.000
- Jaring dan Pagar Pengaman: Rp7.500.000
- Sistem Penerangan dan Listrik: Rp15.000.000
- Peralatan Pemantauan Kualitas Air (DO meter, pH meter, dll.): Rp20.000.000
Total Biaya Peralatan dan Teknologi: Rp172.500.000
3. Biaya benur dan pakan
- Benur Udang (200.000 ekor/hektar): Rp20.000.000
- Pakan (3 bulan): Rp150.000.000
- Probiotik, Suplemen, dan Vitamin: Rp15.000.000
- Obat-obatan dan Desinfektan: Rp10.000.000
Total Biaya benur dan Pakan: Rp195.000.000
4. Biaya tenaga kerja
- Gaji Karyawan (4 orang, 3 bulan): Rp36.000.000
- Gaji Tenaga Ahli (Supervisor/Konsultan): Rp15.000.000
Total Biaya Tenaga Kerja: Rp51.000.000
5. Biaya operasional lainnya
- Biaya Listrik dan Air (3 bulan): Rp20.000.000
- Biaya Transportasi dan Logistik: Rp10.000.000
- Biaya Lain-lain (Cadangan, Asuransi, dll.): Rp15.000.000
Total Biaya Operasional Lainnya: Rp45.000.000
Total estimasi modal awal:
Rp160.000.000 + Rp172.500.000 + Rp195.000.000 + Rp51.000.000 + Rp45.000.000 = Rp623.500.000
- Kepadatan Tebar: Budidaya intensif biasanya memiliki kepadatan tebar yang tinggi (200.000 ekor/hektar atau lebih).
- Variabilitas Harga: Harga dapat bervariasi tergantung lokasi, akses ke sumber daya, dan harga bahan baku di pasaran.
- Potensi Keuntungan: Budidaya intensif memiliki potensi hasil yang lebih tinggi, tetapi juga memiliki risiko yang lebih besar terutama terkait dengan manajemen kesehatan udang dan lingkungan.