Cara Budidaya Ikan Lele, Membesarkan ikan lele mulai dari benih hingga panen bukan lagi hal yang sulit jika Anda mengetahui hal-hal berikut ini! Simak tips untuk kesuksesan budidaya ikan lele Anda. Ikan lele merupakan komoditas yang menjadi sebuah favorit konsumen di Indonesia, rasanya yang gurih dan juga pengolahan yang mudah menjadi salah satu alasannya. Selain itu, ikan ini juga mudah untuk didapatkan, tentu saja karena perawatannya yang cukup gampang.
Cara budidaya ikan lele tidaklah sulit, asal kita telaten dan juga mempersiapkan sarana yang memadai. Namun, tidak sedikit pula yang masih gagal dalam sebuah bisnis membudidayakan ikan lele. Untuk mengurangi risiko kegagalan dalam sebuah budidaya ikan lele, berikut merupakan beberapa tips dan juga cara budidaya ikan lele, Dimulai dari cara mendapatkan benih yang baik hingga panen.
Perhatikan Pemilihan Benih
1. Tempat Membeli
Diusahakan membeli benih ikan lele di hatchery yang sudah tersertifikasi CPIB (cara pembenihan ikan yang baik) dan juga CBIB (cara budidaya ikan yang baik). Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi sebuah penyakit bawaan dari benih ikan lele yang kita beli. Benih ikan lele yang membawa sebuah penyakit tentu akan merugikan pembudidaya.
Penyakit yang biasa menjangkit ikan lele yaitu penyakit bakterial, virus, dan juga parasit, benih ikan lele lebih rentan terserang penyakit tersebut, apabila dibandingkan dengan ikan dewasa. Selain itu, terdapat sebuah penyakit genetika terjadi karena kualitas indukan yang jelek, atau faktor inbreeding.
2. Perhatikan Kondisi Fislologis Ikan Lele
Tips cara budidaya lele selanjutnya yaitu perhatikan fisik dari benih ikan lele. Biasanya benih ikan lele yang baik memiliki gerakan yang lincah, fisik yang sempurna, tidak ada bagian tubuh yang hilang atau terluka, dan juga ukurannya seragam.
Persiapan Saran Dan Prasarana Budidaya
1. Sarana Kolam
Dalam mempersiapkan sebuah kolam, disarankan untuk menggunakan kolam bundar, dikarenakan kolam tersebut akan memperbesar ruang gerak ikan lele. Untuk struktur kolam bisa menggunakan sebuah kolam terpal ataupun kolam beton.
Dalam mempermudah sebuah usaha pergantian air, disarankan lokasi kolam dekat dengan saluran masuk dan juga pembuangan air. Apabila memungkinkan, tambahkan sebuah saluran pembuangan air yang terintegrasi dengan kolam, selain itu tambahkan pula saluran air bersih di sekitar mulut kolam.
2. Pembuatan Ekosistem
Ketika membuat ekosistem kolam budidaya ikan lele, kita dapat menerapkan sebuah sistem bioflok dengan cara mengkultur semua bakteri probiotik dahulu dalam sebuah kolam selama 14 hari. Setelah masa kultur selesai, benih ikan lele dapat dimasukkan ke dalam sebuah kolam.
Kolam bioflok dengan ukuran diameter dan juga tinggi sebesar 2 meter dapat diisi 1500 benih ikan lele berukuran 5-8 cm (14-20 hari). Sedangkan untuk kolam tanpa sistem bioflok dapat diisi hingga 700 benih lele.
3. Beberapa Hal Yang Wajib DI Lakukan
Sistem bioflok memungkinkan sistem mikroorganisme yang hidup bersimbiosis dengan ikan lele, keduanya pasokan oksigen. Sehingga kebutuhan oksigen di dalam sebuah kolam harus diperbanyak. Tambahkan pasokan oksigen dengan sebuah blower atau aeror di setiap titik kolam.
Sebelum memasukkan ikan lele atau mengkultur bakteri probiotik, diwajibkan untuk mengendapkan sebuah sumber air bersih di kolam. Bertujuan agar racun-racun yang berasal dari sumber air dapat menguap dan juga tidak berbahaya bagi kelangsungan hidup ikan.
Manajemen Pembesaran Ikan Lele
1. Manajemen Pakan
Pakan yang digunakan dalam budidaya ikan lele berupa sebuah pakan apung, pakan ikan lele memiliki ukuran yang berbeda, sesuai dengan umur ikan. Dikarenakan ukuran pakan harus disesuaikan dengan sebuah bukaan mulut ikan lele.
Pemberian sebuah pakan dilakukan setiap 3 kali sehari, dengan interval waktu 8 jam sekali. Disarankan menggunakan sebuah metode pemberian pakan secara ad libitum, dengan cara memberi pakan ikan lele secara perlahan hingga ikan kenyang.
2. Pemeliharaan
Dalam menjalankan sebuah pemeliharaan ikan lele, hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan melakukan grading minimal dua minggu sekali. Tujuannya adalah menyeragamkan sebuah ukuran lele dalam satu kolam, sehingga tingkat kanibalisme antar ikan lele akan berkurang.
‘’Ikan lele termasuk sebuah tipikal ikan kanibalisme, hal tersebut dapat dipicu oleh dua hal, yang pertama pemberian pakan yang tidak optimal, yang kedua adalah pembudidaya tidak melakukan grading, sehingga ikan yang berukuran lebih besar akan memakan ikan lele yang berukuran lebih kecil darinya’’.
3. Pengantian air
Pergantian air pada sebuah kolam budidaya ikan lele dapat dilakukan apabila baru saja terjadi hujan, atau tercium bau tidak sedap di kolam. Penggantian air maksimal hanya 50% dari seluruh jumlah air yang ada di dalam kolam. Ketika melakukan sebuah penggantian air, disarankan membuang yang terdapat di sekitar bagian dasar kolam karena air tersebut mengandung sebuah racun yang sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup ikan lele.
Sebelum mengganti air nya, ikan lele diwajibkan berpuasa selama 12 hingga 24 jam penuh. Bertujuan untuk menghindari stress pada ikan, dikarenakan ketika air diganti, ikan yang stres akan memuntahkan semua makanan yang telah diberikan.
4. Kebutuhan Oksigen
Kebutuhan oksigen sangat dibutuhkan dalam sebuah keberlangsungan budidaya ikan lele. Beberapa penelitian yang telah dilakukan, apabila kebutuhan oksigen pada ikan terpenuhi, ikan akan tumbuh lebih cepat dan juga akan terhindari dari berbagai penyakit.
Oksigen dalam perairan dapat diberikan dengan cara menambahkan sebuah blower (kipas), aerator, atau air yang bersirkulasi (mengalir).
5. Manajemen Kuwalitas Air
Dalam budidaya ikan lele, manajemen kualitas air merupakan hal yang perlu diperhatikan. Kualitas air yang buruk dapat menyebabkan terhambatnya sebuah pertumbuhan ikan lele. Karena itulah budidaya ikan lele memerlukan sebuah pengukuran indikator kualitas air yang baik. Pengukuran indikator kualitas air minimal mencakup faktor fisika dan juga kimia.
Faktor fisika yang mencakup suhu kolam itu sendiri (dengan menggunakan thermometer), sedangkan faktor kimia mencakup derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), dan juga ammonia. Lakukan pengukuran sebuah kualitas air minimal 2 kali sehari agar air kolam tetap dalam sebuah keadaan yang stabil dan juga optimal.
Pemanenan Ikan Lele
1. Mengetahui Waktu Panen Ikan Lele
Siklus membudidayakan seekor ikan lele cukup singkat, hanya 3 sampai 4 bulan saja. Agar kita mengetahui bahwa ikan sudah dapat dipanen adalah dengan melakukan sebuah sampling. Biasanya ikan lele yang sudah siap untuk dipanen memiliki jumlah 8 hingga 11 ekor per kilonya.
2. Langkah Pemanenan Ikan Lele
Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu ikan harus dipuasakan terlebih dahulu, sekitar 24 jam sebelum ikan dipanen. Bertujuan agar ikan dapat bertahan hidup selama sebuah masa pengiriman.
Selanjutnya buang air hingga menyisakan ikan saja, tujuannya agar ikan dapat berkumpul di satu tempat sehingga memudahkan untuk pemanenan. Jika jumlah ikan sedikit, dapat diambil perlahan menggunakan jaring. Apabila jumlah biomasa ikan cukup banyak, dapat menggunakan sebuah kain waring untuk dipanen.
Mesin Pelet
Mesin pelet merupakan alat yang memungkinkan transformasi bahan baku organik menjadi pelet yang lebih padat dan seragam. Proses ini tidak hanya meningkatkan efisiensi energi, tetapi juga meningkatkan kualitas bahan baku tersebut dengan kepadatan yang lebih tinggi. Dengan mengurangi limbah organik dan menciptakan bahan bakar alternatif atau pakan ternak, mesin pelet dapat membantu mengurangi dampak lingkungan negatif.